Jalan-jalan Ke Bukit Tinggi
Pencari Cinta
Jumat, 14 Juni 2013
Sabtu, 15 September 2012
Sabtu, 26 Mei 2012
Bersama Kesulitan Ada Kemudahan
Wahai manusia, setelah lapar ada kenyang, setelah haus ada kepuasan,
setelah begadang ada tidur pulas, dan setelah sakit ada kesembuhan. Setiap
yang hilang pasti ketemu, dalam kesesatan akan datang petunjuk, dalam
kesulitan ada kemudahan, dan setiap kegelapan akan terang benderang.
{Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya)
atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya.}
(QS. Al-Maidah: 52)
Sampaikan kabar gembira kepada malam hari bahwa sang fajar pasti
datang mengusirnya dari puncak-puncak gunung dan dasar-dasar lembah.
Kabarkan juga kepada orang yang dilanda kesusahan bahwa, pertolongan
akan datang secepat kelebatan cahaya-dan kedipan mata. Kabarkan juga
kepada orang yang ditindas bahwa kelembutan dan dekapan hangat akan
segera tiba.
Saat Anda melihat hamparan padang sahara yang seolah memanjang
tanpa batas, ketahuilah bahwa di balik kejauhan itu terdapat kebun yang
rimbun penuh hijau dedaunan.
tali itu akan segera putus.
Setiap tangisan akan berujung dengan senyuman, ketakutan akan
berakhir dengan rasa aman, dan kegelisahan akan sirna oleh kedamaian.
Kobaran api tidak mampu membakar tubuh Nabi Ibrahim a.s. Dan itu,
karena pertolongan Ilahi membuka "jendela" seraya berkata:
{Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.}
(QS. Al-Anbiya': 69)
Lautan luas tak kuasa menenggelamkan Kalimur Rahman (Musa a.s).
Itu, tak lain karena suara agung kala itu telah bertitah,
{Sekali-kali tidak akan tersusul. Sesungguhnya, Rabb-ku besertaku, kelak Dia
akan memberi petunjuk kepadaku.}
(QS. Asy-Syu'ara:: 62)
Ketika bersembunyi dari kejaran kaum kafir dalam sebuah gua, Nabi
Muhammad s.a.w. yang ma'shum mengabarkan kepada Abu Bakar bahwa
Allah Yang Maha Tunggal dan Maha Tinggi ada bersama mereka. Sehingga,
rasa aman, tenteram dan tenang pun datang menyelimuti Abu Bakar.
Mereka yang terpaku pada waktu yang terbatas dan pada kondisi yang
(mungkin) sangat kelam, umumnya hanya akan merasakan kesusahan,
kesengsaraan, dan keputusasaan dalam hidup mereka. Itu, karena mereka
hanya menatap dinding-dinding kamar dan pintu-pintu rumah mereka.
Padahal, mereka seharusnya menembuskan pandangan sampai ke belakang
tabir dan berpikir lebih jauh tentang hal-hal yang berada di luar pagar
rumahnya.
Maka dari itu, jangan pernah merasa terhimpit sejengkalpun, karena
setiap keadaan pasti berubah. Dan sebaik-baik ibadah adalah menanti
kemudahan dengan sabar. Betapapun, hari demi hari akan terus bergulir,
tahun demi tahun akan selalu berganti, malam demi malam pun datang
silih berganti. Meski demikian, yang gaib akan tetap tersembunyi, dan Sang
Maha Bijaksana tetap pada keadaan dan segala sifat-Nya. Dan Allah
mungkin akan menciptakan sesuatu yang baru setelah itu semua. Tetapi
sesungguhnya, setelah kesulitan itu tetap akan muncul kemudahan
Kamis, 02 Februari 2012
Sejarah Singkat Imam An-Nawawi
Beliau adalah Yahya bin Syaraf bin Hasan bin
Husain An-Nawawi Ad-Dimasyqiy, Abu Zakaria. Beliau dilahirkan pada bulan
Muharram tahun 631 H di Nawa, sebuah kampung di daerah Dimasyq (Damascus) yang
sekarang merupakan ibukota Suriah. Beliau dididik oleh ayah beliau yang terkenal
dengan kesalehan dan ketakwaan. Beliau mulai belajar di katatib (tempat belajar
baca tulis untuk anak-anak) dan hafal Al-Quran sebelum menginjak usia
baligh.
Ketika berumur sepuluh tahun, Syaikh Yasin bin Yusuf Az-Zarkasyi melihatnya dipaksa bermain oleh teman-teman sebayanya, namun ia menghindar, menolak dan menangis karena paksaan tersebut. Syaikh ini berkata bahwa anak ini diharapkan akan menjadi orang paling pintar dan paling zuhud pada masanya dan bisa memberikan manfaat yang besar kepada umat Islam. Perhatian ayah dan guru beliaupun menjadi semakin besar.
Ketika berumur sepuluh tahun, Syaikh Yasin bin Yusuf Az-Zarkasyi melihatnya dipaksa bermain oleh teman-teman sebayanya, namun ia menghindar, menolak dan menangis karena paksaan tersebut. Syaikh ini berkata bahwa anak ini diharapkan akan menjadi orang paling pintar dan paling zuhud pada masanya dan bisa memberikan manfaat yang besar kepada umat Islam. Perhatian ayah dan guru beliaupun menjadi semakin besar.
An-Nawawi tinggal di Nawa hingga berusia 18
tahun. Kemudian pada tahun 649 H ia memulai rihlah thalabul ilminya ke Dimasyq
dengan menghadiri halaqah–halaqah ilmiah yang diadakan oleh para ulama kota
tersebut. Ia tinggal di madrasah Ar-rawahiyyah didekat Al-Jami’ Al-Umawiy.
Jadilah thalabul ilmi sebagai kesibukannya yang utama. Disebutkan bahwa ia
menghadiri dua belas halaqah dalam sehari. Ia rajin sekali dan menghafal banyak
hal. Iapun mengungguli teman-temannya yang lain. Ia berkata : “Dan aku menulis
segala yang berhubungan dengannya,baik penjelasan kalimat yang sulit maupun
pemberian harakat pada kata-kata. Dan Allah telah memberikan barakah dalam
waktuku.” [Syadzaratudz Dzahab 5/355].
Diantara syaikh beliau: Abul Baqa’ An-Nablusiy,
Abdul Aziz bin Muhammad Al-Ausiy, Abu Ishaq Al-Muradiy, Abul Faraj Ibnu Qudamah
Al-Maqdisiy, Ishaq bin Ahmad Al-Maghribiy dan Ibnul Firkah. Dan diantara murid
beliau: Ibnul ‘Aththar Asy-Syafi’iy, Abul Hajjaj Al-Mizziy, Ibnun Naqib
Asy-Syafi’iy,Abul ‘Abbas Al-Isybiliy dan Ibnu ‘Abdil Hadi.
Pada tahun 651 H ia menunaikan ibadah haji
bersama ayahnya, kemudian ia pergi ke Madinah dan menetap disana selama satu
setengah bulan lalu kembali ke Dimasyq. Pada tahun 665 H ia mengajar di Darul
Hadits Al-Asyrafiyyah (Dimasyq) dan menolak untuk mengambil gaji.
Beliau digelari Muhyiddin ( yang
menghidupkan agama ) dan membenci gelar ini karena tawadhu’ beliau. Disamping
itu, agama islam adalah agama yang hidup dan kokoh, tidak memerlukan orang yang
menghidupkannya sehingga menjadi hujjah atas orang-orang yang meremehkannya atau
meninggalkannya. Diriwayatkan bahwa beliau berkata :”Aku tidak akan memaafkan
orang yang menggelariku Muhyiddin”.
Imam An-Nawawi adalah seorang yang zuhud, wara’
dan bertaqwa. Beliau sederhana, qana’ah dan berwibawa. Beliau menggunakan banyak
waktu beliau dalam ketaatan. Sering tidak tidur malam untuk ibadah atau menulis.
Beliau juga menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, termasuk kepada para penguasa,
dengan cara yang telah digariskan Islam. Beliau menulis surat berisi nasehat
untuk pemerintah dengan bahasa yang halus sekali. Suatu ketika beliau dipanggil
oleh raja Azh-Zhahir Bebris untuk menandatangani sebuah fatwa. Datanglah beliau
yang bertubuh kurus dan berpakaian sangat sederhana. Raja pun meremehkannya dan
berkata: ”Tandatanganilah fatwa ini!!” Beliau membacanya dan menolak untuk
membubuhkan tanda tangan. Raja marah dan berkata: ”Kenapa !?” Beliau menjawab:
”Karena berisi kedhaliman yang nyata”. Raja semakin marah dan berkata: ”Pecat ia
dari semua jabatannya”. Para pembantu raja berkata: ”Ia tidak punya jabatan sama
sekali. Raja ingin membunuhnya tapi Allah menghalanginya. Raja ditanya: ”Kenapa
tidak engkau bunuh dia padahal sudah bersikap demikian kepada Tuan?” Rajapun
menjawab: ”Demi Allah, aku sangat segan padanya”.
Imam Nawawi meninggalkan banyak sekali karya
ilmiah yang terkenal. Jumlahnya sekitar empat puluh kitab,
diantaranya:
-
Dalam bidang hadits : Arba’in, Riyadhush Shalihin, Al- Minhaj (Syarah Shahih Muslim), At-Taqrib wat Taysir fi Ma’rifat Sunan Al-Basyirin Nadzir.
-
Dalam bidang fiqih: Minhajuth Thalibin, Raudhatuth Thalibin, Al-Majmu’.
-
Dalam bidang bahasa: Tahdzibul Asma’ wal Lughat.
-
Dalam bidang akhlak: At-Tibyan fi Adab Hamalatil Qur’an, Bustanul Arifin, Al-Adzkar.
Kitab-kitab ini dikenal secara luas termasuk oleh
orang awam dan memberikan manfaat yang besar sekali untuk umat. Ini semua tidak
lain karena taufik dari Allah Ta’ala, kemudian keikhlasan dan kesungguhan beliau
dalam berjuang.
Secara umum beliau termasuk salafi dan berpegang
teguh pada manhaj ahlul hadits, tidak terjerumus dalam filsafat dan berusaha
meneladani generasi awal umat dan menulis bantahan untuk ahlul bid’ah yang
menyelisihi mereka. Namun beliau tidak ma’shum (terlepas dari kesalahan) dan
jatuh dalam kesalahan yang banyak terjadi pada uluma-ulama di zaman beliau yaitu
kesalahan dalam masalah sifat-sifat Allah Subhanah. Beliau kadang menta’wil dan
kadang–kadang tafwidh. Orang yang memperhatikan kitab-kitab beliau akan
mendapatkan bahwa beliau bukanlah muhaqqiq dalam bab ini, tidak seperti dalam
cabang ilmu yang lain. Dalam bab ini beliau banyak mendasarkan pendapat beliau
pada nukilan–nukilan dari para ulama tanpa mengomentarinya.
Adapun memvonis Imam Nawawi sebagai Asy’ari, itu
tidak benar karena beliau banyak menyelisihi mereka (orang-orang Asy’ari) dalam
masalah-masalah aqidah yang lain seperti ziyadatul iman dan khalqu af’alil
‘ibad. Karya-karya beliau tetap dianjurkan untuk dibaca dan dipelajari, dengan
berhati-hati terhadap kesalahan-kesalahan yang ada. Tidak boleh bersikap seperti
kaum Haddadiyyun yang membakar kitab-kitab karya beliau karena adanya beberapa
kesalahan didalamnya.
Komite Tetap untuk Riset Ilmiah dan Fatwa
kerajaan Saudi ditanya tentang aqidah beliau dan menjawab: ”Lahu aghlaath
fish shifat” (Beliau memiliki beberapa kesalahan dalam bab sifat-sifat
Allah).
Imam Nawawi meninggal pada 24 Rajab 676 H
-rahimahullah wa ghafarahu-.
Kamis, 26 Januari 2012
Musibah Terbesar Umat Islam
Musibah
terbesar umat Islam adalah meninggalnya teladan dan pembawa risalah Ilahi ini
yaitu Rasul Muhammad Saw. Tidak hanya manusia yang mengalami duka bahkan
penghuni bumi ini akan merasakan kehilangan karena begitu halus dan lemah
lembutnya beliau, sekaligus satu-satunya orang yang sangat memahami Allah.
“Dan, sesungguhnya kamu
benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al Qalam:4)
Bahkan
Umar bin Khatab adalah salah satu sahabat Rasul tidak percaya bahwa rasul mulia
telah meninggal sehingga membuat kegaduhan didepan rumah rasul, hingga setelah
diingatkan oleh Abu Bakar barulah ia sadar dan ia pun mengangis.
“Muhammad itu tidak lain
hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah
jika dia wafat atau dibunuh kalian berbalik kebelakang (murtad)? Barangsiapa
yang berbalik kebelakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada
Allah sedikit pun, dan Allah akan member balasan kepada orang-orang yang
bersyukur.” (Al Imran:144)
Tetapi
apalah daya semua sudah diatur oleh Allah yang menciptakan kita dan tugas kita
adalah meneladani sang teladan paripurna serta meneruskan perjuangan beliau. Kemudian
kepemimpinan Islam dilanjutkan dengan khulafaur Rasidin yang menyebarkan Islam
hingga 2/3 benua telah dinaungi bendera Islam (subhanallah) serta membebaskan
manusia dari kezaliman. Setelah berlalu masa itu maka tonggak kepemimpinan
dilanjutkan system-sistem kekhalifahan selama kurang lebih 1400tahun peradaban
Islam tegak dibumi Allah.
Musibah
selanjutnya adalah hancurnya kekhilafahan Turki pada tahun 1924 M oleh manusia
laknattulah Mustafa kemal Atartuk yang mampu memporak-porandakan umat Islam,
sehingga mendorong para ulama-ulama untuk membuat suatu perbaikan dimanapun ia
berada. Begitu juga yang dilakukan oleh Imam Syahid Hasan Al Banna semoga Allah
merahmati beliu. Beliau mencoba mengajarkan masyarakat dibumi mesir untuk
mengamalkan ajaran islam dan kembali pada Al Qur’an dan sunnah. Alhasil banyak
orang yang terwarnai akan kebaikan beliau dan kembali kepada Al quran dan
sunnah. Dan ternyata allah sang pemiliki takdir menghendaki bahwa dakwah beliau
sampai pada bumi Indonesia lewat tarbiyah.
Melihat
kondisi masyarakat yang sangat beraneka ragam permasalah dari segi ekonomi yang
dikuasai oleh kapitalis-kapitalis, sistem yang tidak kberdasarkan
Alqur’an yang pasti mendatangkan banyak kemudharatan buat umat manusia, adanya
perang pemikiran yang dilancarkan oleh Barat dan antek-anteknya sehingga moral
Bangsa Indonesia menjadi terpuruk dan dikukung pula banyaknya misionaris yang
menghalalkan segala cara untuk mengalihkan aqidah umat Islam terutama didaerah
pelosok-pelosok daerah, naudzubillah semoga Allah segera mendatangkan pertolongan untuk
umat ini.
Berbekal
dari permasalahan diatas maka malu bagi kita yang tidak memiliki
kepekaan dengan kondisi-kondisi umat tersebut.
Demi Waktu
Demi selembar waktu yang melayang-layang di cakrawala
Melintas nasib dan usia, membuka nafas dan bencana
Menguak tabir dunia, dan menyimpan misteri manusia
Demi selembar waktu,
Sesungguhnya orang-orang terjebak dalam arus kerugian!
Kecuali mereka yang senantiasa beriman dan beramal saleh
serta membisikkan kata-kata kebenaran
Sejauh-jauh lintasan suara dan saling mengingatkan makna kesabaran
Kepada sesama manusia penghuni alam semesta
Melintas nasib dan usia, membuka nafas dan bencana
Menguak tabir dunia, dan menyimpan misteri manusia
Sesungguhnya orang-orang dihadapkan pada
Sebuah cermin kebimbangan, mengeja sejumlah makna
Yang tersirat di gelap waktu
Sebuah cermin kebimbangan, mengeja sejumlah makna
Yang tersirat di gelap waktu
Demi selembar waktu,
Sesungguhnya orang-orang terjebak dalam arus kerugian!
Kecuali mereka yang senantiasa beriman dan beramal saleh
serta membisikkan kata-kata kebenaran
Sejauh-jauh lintasan suara dan saling mengingatkan makna kesabaran
Kepada sesama manusia penghuni alam semesta
Langganan:
Postingan (Atom)